Minggu, 01 Agustus 2010

STERILISASI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

STERILISASI

Disusun Oleh :
Nama : Dewi Amalia
NIM : 107 109 006
Prodi : D3 Farmasi
Tanggal : 25 Maret 2010

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI
PROGRAM STUDI D3 FARMASI STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan persiapan sebelum dilakukannya sterilisasi
2. Melakukan berbagai macam cara sterilisasi
3. Melakukan sterilisasi dengan autoklaf

B.DASAR TEORI
Sterilisasi yaitu suatu proses atau kgiatan membebaskan alat / media dari mikroorganisme. Preses sterilisasi sangat diperlukan untuk menghilangkan mikroba pada alat dan media yang akan digunakan dalam kerja mikrobiologi. Piring petri / petri disk, tabung reaksi, pipet, ose, dan media harus bebas dari mikroba sebelum kita gunakan untuk keperluan kerja aseptis.
Macam-macam sterilisasi :
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1.Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi )
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan Sesuatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini di tujukan untuk sterilisasi bahan yang sangat peka panas, misalnya : larutan enzim, vitamin, dan antibiotic. Namun, cara ini mempunyai kelemahan yaitu golongan virus mampu menembus filter / saringan sterilisasi.
2.Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran )
• Pemanasan
Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pemanasan kering, yaitu proses pemanasan yang tidak menggunakan air.
Contoh : Membakar, Menggunakan udara panas ( oven )
b. Pemanasan basah, yaitu proses pemanasan dengan menggunakan air.
Contoh : Merebus, Uap air panas, Uap air panas bertekanan
• Penyinaran ( Radiasi )
Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi :
a. Sinar Ultra Violet ( UV )
Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media
b. Sinar Gama
Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh : Bungkusan alat-alat kedokteran, Paket makanan
c. Sinar Katoda
d. Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus
•Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis )
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia yang dpat membunuh sel-sel vegetative dari jasad renik. Prosesenya disebut disinfeksi.
Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi :
1)Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic
2)Alkohol, contoh : etanol 50-70 %
3)Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin ( menginfeksi kulit sebelum pembedahan), hypoklorit( sanitasi alat-alat rumah tangga )
4)Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak nitrat ( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi )
5)Detergen
6)Aldehid, contoh : formalin
7)Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pda proses ini material di sterilkan dengan gas etilen oksida pada suhu kamar. Kelebihan gas tersebut adalah daya sterilisasi dan penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah bersifat toksik dan mudah meledak.

BAB II
CARA PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Tabung Reaksi
- Labu Erlenmeyer
- Beker Glass
- Pipet
- Ose
- Gelas Ukur
- Petri Disk
- Autoklaf
- Lampu Spirtus ( Bunsen )
2. Bahan
- Kain Kasa
- Kapas
- Kertas Payung / Buram
- Kertas Alumunium Foil
- Selotip

B. CARA KERJA
1. Dengan cara dibakar
Siapkan alat yang akan di sterilisasi

Nyalakan lampu spiritus

Bakar alat pada 1/3 bagian bawah nyala api

Ose : dari pangkal kawat – ujung kawat

Pipet dan pinset : pertengahan –ujung

Beker glass, labu erlenmeyer, dan tabung reaksi : bibir-bibir gelas saja

Cawan petri : pinggir cawan yang digunakan sebagai pintu untuk memasukkan bakteri

Matikan lampu spiritus

2. Dengan cara uap air panas bertekanan ( autoklaf )
Siapkan alat yang akan di sterelisasi

Bungkus alat-alat dengan kertas paying atau alumunium foil

Cawan petri, pinset, dan pipet dibungkus dengan kertas payung untuk pipet karetnya dilepas terlebih dahulu

Beker glass dan gelas ukur : mulut / lubangnya di bungkus dengan kertas alumunium foil

Tabung reaksidan labu Erlenmeyer : tutup mulut botol dengan kapas yang telah dibungkus dengan kain kasa terlebih dahulu kemudian bungkus dengan kertas alumunium foil

Masukkan air pada aotoklaf sesuai dengan batas yang ada

Masukkan alat-alat yang akan disterelisasi

Tutup autoklaf dengan benar dan kuat

Masukkan kabel autoklaf ke stop kontak

Tunggu hingga suhu autoklaf mencapai 120-1210C atau sekitar 10-30 menit

BAB III
HASIL PERCOBAAN

A. PEMBAHASAN
Dalam praktikum mikrobiologi alat dan media yang di gunakan harus dalam keadaan steril. Maka dari itu diperlukan proses sterilisasi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari alat / bahan yang disterilkan. Misalnya dengan cara pemanasan kering maupun basah.
Pada percobaan I dilakukan cara sterilisasi dengan pemanasan kering terhadap ose. Ose dipanaskan atau dibakar dari pangkal kawat hingga kawat berpijar merah setelah itu secara perlahan lanjutkan sampai ujung ose. Hal ini di maksudkan untukmencegah loncatnya sisa kuman / bakteri . Pembakaran ose ini dilakukan pada i/3 nyala api karena pada bagian inilah tempat yang paling panas.
Pada percobaan IIdilakukan cara sterilisasi dengan pemanasan kering terhadap pinset dan pipet. Pinset dan pipet cukup di bakar pada ujung-ujungnya sajakarena pada bagian itulah yang sering di gunakan.
Pada percobaan III dilakukan cara sterilisasi pemanasan kering terhadap Beker glass dan labu Erlenmeyer serta tabung reaksi. Pada alat-alat ini sterilisasi dilakukan dengan membakar bibir-bibir gelas saja karena pada bagian itulah tempat keluar masuknya bakteri / kuman.
Pada percobaan IV dilakukan cara sterilisasi pemanasan kering terhadap cawan petri / petri disk. Pembakaran nya dilakukan secara melingkara pada pinggir-pinggir cawan petri tidak perlu sampai bawah cawan karena pada bagian itu tidak digunakan untuk pintu kelua atau masuknya bakteri. Pemanasan cawan petri hendaknya cukup dengan satu tangan yaitu tangan kiri.
Sterilisasi yang selanjutnya yaitu dengan cara pemanasan basah atau dengan uap air bertekanan ( autoklaf ). Sebelum alat-alat disterilisasi dengan autoklaf ala-alat tersebut harus dibungkus dengan kertas payung maupun kertas alumunium foil. Untuk alat seperti cawan petri dan pinset serta pipet dibungkus dengan kertas payung atau boleh juga dengan kertas buram. Proses pembungkusannya harus rapi. Caranya bagi kertas menjadi dua sama rata lalu lipat dengan rapid an dilipat kebelakang lalu rekatkan dengan selotip. Pembungkusan pipet dan pipet disesuaikan dengan bentuknya. Untuk pipet katernya harus dilepas terlebih dahulu agara karetnya tidak meleh.
Pada beker glass dan gelas ukur cukup dibungkus dengan kertas alumunium foil kira-kira sampai lehernya. Dalam membungkus harus hati-hati karena kertas alumunium foil mudah robek.
Pada tabung reaksi dan labu Erlenmeyer pembungkusannya berbeda dengan beker glass dan elas ukur. Pada mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer harus dibungkus dengan kapas yang telah dilapisi dengan kain kasa hal ini agar serat-serat kapas tidak jatuh dan masuk dalam madia. Setelah itu baru dibungkus dengan kertas alumunium foil sampai leherlabu Erlenmeyer atau tabung reaksi.
Setelah semua alat terbungkus dengan rapi. Beri air pada autoklaf sesuai dengan batas yang telah ada pada autoklaf. Setelah itu masukkan semua alat yang akan dusterilisasi tata / atur dengan rapi, tutupautoklaf dengan benar . pastikan saluran udara masuk pada lubang udaralalu kunci dengan kuat dan tutup katup yang bada pada tutup autoklaf. Masukkan kabel autoklaf pada stop kontak dan atur suhunya.
Tunggulah autoklaf hingga suhu 120-1210C atau kira-kira 10-30 menit.Ketika autoklaf sedang bekerjasebaiknya jangan ditinggal –tinggal karena berbahaya selain itu suhu nya juga harus di jaga jangan sampai lebih dari 1210C karena jika lebih ditakutkan autoklaf akan meledak. Setelah suhu mencapai 120 / 1210C lepaskan kabel autoklaf dari stop kontak dan buka katup pada tutup autoklaf. Tunggulah sampai uap yang keluar dari katup hilang dan buka tutup autoklaf dengan hati-hati. Ambil alat-alat yang telah di sterilisasi dengan hati-hati dan satu per satu. Lepaskan alat dari bingkusan dan alat telah siap digunakan.

B. KESIMPULAN
• Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan alat atau media dari mikroorganisme
• Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik dan kimiawi
• Sterilisasi dengan pemanasan ada dua, yaitu pemanasan basah dan pemanasan kering
• Pemanasan kering dilakukan dengan pembakaran
• Pemanasan basah dilakukan dengan uap air dan uap air bertekanan ( autoklaf )
• Pengerjaan sterilisasi dengan autoklaf tidak bole ditinggal-tinggal karena berbahaya

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ridho,rachmi dan Hendro, S. 2010. Petunjuk Praktikummikrobiologi dan Parasitologi. STIKES Al Irsyad. Cilacap
1996. Dasar-dasar Mikrobiologi
http/:www.google.com / sterilisasi kesehatan

PEPAYA UNTUK BATU GINJAL

PEPAYA kata yang tak asing lagi di telinga kita. Pepaya merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah, bunganya berwarna putih, buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, serta memiliki rasa seperti buah melon. Tanaman ini berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis. Selain itu setiap 100 gr buah ini mengandung : Kalori 46 kal, Vitamin A 365 SI, Vitamin B1 0,04 mg, Vitamin C 78 mg, Kalsium 23 mg, Hidrat Arang 12,2 gram, Fosfor 12 mg, Besi 1,7 mg, Protein 0,5 mg, Air 86,7 gr. Kandungan buah Pepaya Muda (100 gr) : Kalori 26 kalori, Lemak 0,1 gram, Protein 2,1 gram, Hidrat Arang 4,9 gram, Kalsium 50 mg, Fosfor 16 mg, Besi 0,4 mg, Vitamin A 50 SI, Vitamin B1 0,02 mg, Vitamin C 19 mg, Air 92,4 gram.
Disamping itu buah pepaya juga mengandung unsur antibiotik, yang dapat digunakan untuk pengobatan tanpa ada efek sampingannya. Buah Pepaya juga mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan makanan lebih sempurna, disamping memiliki daya yang dapat membuat air seni bereaksi asam, yang secara ilmiah disebut zat caricaksantin dan violaksantin. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : Vitamin A 18250 SI, Vitamin B1 0,15 mg, Vitamin C 140 mg, Kalori 79 kal, Protein 8,0 gram, Lemak 2 gram, Hidrat Arang 11,9 gram, Kalsium 353 mg, Fosfor 63 mg, Besi 0,8 mg, Air 75,4 gram. Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin. Dari kandungan – kandungan tersebut pepaya mempunyai banyak manfaat salah satunya untuk penyakit batu ginjal.
Dalam istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi berulang-ulang.
Penyebab batu ginjal, adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.
Walaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
Untuk pencegahan batu ginjal, dianjurkan mengurangi makan kalsium, diberi obat untuk mencegah pembentukan batu asam urat, dan vitamin C yang memberi keasaman kepada urine. Apabila batu terlalu besar untuk dikeluarkan secara alamiah, operasi dapat dikerjakan. Namun jika batu masih kecil maka bisa dengan meminum air rebusan daun papaya.
Cara membuat dan menggunakan :
Memakai formula 3-5-7 plus, artinya :
 Hari Pertama, 3 lembar daun pepaya yang masih segar direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun papaya tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
 Hari Kedua, 5 lembar daun pepaya yang masih segar direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun papaya tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
 Hari Ketiga, 7 lembar daun pepaya yang masih segar direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
 Untuk menutupnya ditambah dengan minum air kelapa muda ( degan = Jawa ), yang dipilih dari buah kelapa hijau.
Catatan : bagi yang mengidap hipertensi tidak boleh minum resep ini.

Daftar Pustaka :
LP3L. 2000. Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan alami untuk kesehatan dan pengobatan alternative. LP3L Jaya Madani: Semarang
http://www.f-buzz.com/2008/06/26/batu-ginjal-penyebab-dan-pencegahannya/
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=133

Rabu, 21 Juli 2010

BEBERAPA CONTOH BENTUK SEDIAAN OBAT

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Beberapa bentuk sediaan obat, misalnya :
1. Pulvis dan Pulveres
Serbuk ( pulvis )adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Serbuk bagi ( pulveres ) adalah serbuk yang di bagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok.
2. Unguenta ( Salep )
Adalah sediaan setengah padat yang mudah di gunakan dan di oleskan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok.
 Tipe-tipe salep :
a. Salep berlemak
b. Pasta berlemak
c. Salep pendingin
d. Krim ( cremor )
e. Mikstur gojog
f. Pasta kering
g. Pasta pendingin
3. Pilulae ( pil )
adalah suatu sediaan bulat seperti kelereng mangandung satu atau lebih bahan obat.
4. Emulsa ( emulsi )
adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
5. Suspensiones ( suspensi )
Adalah sediaan yang mengandung obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
6. Guttae ( obat tetes )
adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar di gunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku dalam Farmakope Indonesia.
7. Suppositoria dan Ovulae
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut dan meleleh pada suhu tubuh.
Ovulae adalah sediaan padat berbentuk telur , mudah melemah ( lembek ) pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat khusus untuk vagina.

Sabtu, 03 Juli 2010

MAAG

• Definisi
Maag ( tungkak lambung ) adalah gangguan iritasi pada mukosa lambung akibat produksi asam lambung yang berlebihan. Akibat daya tahan mukosa lambung ini kemudian terluka dan mengalami iritasi.
• Gejala Maag
Sering muntah agak masam, suhu badan naik, muka pucat, nafsu makan kurang, kalau perut sedang kosong terasa sakit, pedih, perut kembung, dan sesak pada bagian atas ( ulu hati ) yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika malam, buang hajat tidak teratur, terkadang sembelit atau mencret.
• Penyebab Maag
Maag merupakan gejala penyakit akibat faktor yang merusak pertahanan mukosa lambung lebih besar dari pada faktor yang melindungi pertahanan mukosa lambung. Penyebab-penyebabnya bisa karena penderita makannya tidak teratur sehingga terjadi produksi asam lambung yang berlebihan. Di dalam lambung terdapat enzim-enzim pencernaan seperti pepsin, asam lambung, dan mucus untuk melindungi dinding lambung sendiri, bila terjadi ketidakseimbangan di antara faktor tersebut maka dapat mengiritasi dinding lambung sehingga terjadi proses peradangan ( Gastritis ). Selain itu mungkin terdapat mikroorganisme yang merugikan ( Helycobacter pylori ), mengkonsumsi obat-obatan tertentu atau sebab-sebab lainnya misalnya beban pikiran yang berat, kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein.


• Pengobatan
Tujuan penanganan penyakit maag yaitu menghilangkan nyeri tukak, mengobati tukak, mencegah kambuh kembali dan mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih serius. Jika melalui pemeriksaan dalam lambung pasien di temukan bakteri maka perlu di berikan suatu antibiotic.
Obat-obat yang dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya :
1. Mengurangi produksi asam lambung ( ranitidine, simetidin, dll )
2. Menetralkan asam lambung ( antasida )
3. Memberi perlindungan terhadap mukosa lambung ( sukralfat )
4. Membunuh mokroorganisme ( klaritomisin, amoksisilin, metronidazol )


• Pencegahan
Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit maag selain memperbaiki pola hidup dan pola makan. Diantaranya menghindari makanan berlemak dan berminyak serta menambah asupan makanan berserat. Berolahraga secara teratur dan menghindari stress juga sangat membantu karena stress dapat memicu pengeluaran asam lambung.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=196
http://www.gaulislam.com/jangan-sepelekan-penyakit-maag
http://www.pengobatan.com/pengobatan/info_penyakit/sakit_maag.html
http://www.vivaborneo.com/kenali-sakit-maag-dan-pengobatannya.htm
http://www.wartamedika.com/2009/02/jenis-jenis-pengobatan-gastritis-sakit.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Maag